www.cheatwarehose.xyz - Ada yang unik seusai penaklukan tim Jawa Barat atas Jawa Tengah dalam final pertandingan voli duduk putra Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XV, Sabtu, 15 Oktober 2016. Beramai-ramai para atlet voli duduk Jawa Barat memangkas rambut hingga gundul di tempat mereka menginap, Hotel Nexa, Jalan Supratman, Bandung.

Aksi yang mereka sebut "botak berjamaah" ini adalah wujud rasa syukur mereka atas kemenangan di final. Tim voli duduk putra Jabar sukses menundukkan tim Jateng yang lebih difavoritkan penonton dengan skor 3-0 (25-12, 25-16, 25-20). Kemenangan Jabar ini benar-benar tak diduga, karena tim lawan tampil dominan sejak babak penyisihan.

“Sebelumnya, kami memang sudah bernazar untuk melakukan ini (menggunduli kepala). Sudah jadi kesepakatan kami dari tim Jabar,” ujar salah seorang pemain, Djumono.

Pada Peparnas di Riau sebelumnya, Jabar hanya mampu meraih perunggu. Kemampuan para pesaing Jabar pun mereka perhatikan semakin mumpuni saja semenjak itu.

“Proses yang kami lalui juga cukup berat. Berlatih dan harus meninggalkan keluarga. Akhirnya kami sepakat untuk botak. Apalagi di final lawan Jateng, yang di Peparnas sebelumnya dapat medali emas,” kata Djumono.

Aksi plontos beramai-ramai ini pun diikuti polisi dan sejumlah wartawan peliput Peparnas. Salah seorang di antaranya Oris Riswan dari Okezone.com. Oris melakukan hal ini sebagai bentuk dukungannya terhadap tim Jabar.

“Semangat mereka yang perlu kita teladani. Sebelumnya, saya nazar akan potong rambut jika voli duduk dapat emas. Tidak peduli apakah itu putra atau putri,” ucap Oris, yang mencukur sebagian rambutnya.

Kebahagiaan dan canda tawa menghangatkan lokasi pencukuran. Mereka saling menertawakan penampilan rekannya setelah botak. Sambil dicukur, mereka pun memamerkan medali emas yang direbut dengan susah payah.

Seusai "botak berjamaah", mereka menikmati kopi bersama. Kebersamaan ini telah mereka pupuk sejak mempersiapkan diri untuk Peparnas. Sesekali pelatih utama mereka, Pepen Supendi, mengajak timnya berjalan-jalan dan makan bersama untuk membangun kekompakan tim.

Tak hanya atlet dan pelatih, ofisial dan pengurus National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Jabar pun diajak serta dalam kegiatan itu. Bagi yang muslim, Pepen juga mewajibkan timnya untuk selalu salat berjamaah dan membaca surat Yassin tiap hari.

“Kita ingin kebersamaan tim ini tetap terjaga,” kata Pepen. Dan hal itu pun terbukti. (*)